Fogging Desa Sanggrahan Cegah Populasi Nyamuk Berkembang

Tulungagung,RPN – Usai musim penghujan seperti saat ini masih rawan akan munculnya penyakit Demam Berdarah (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk betina. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang. Sarana Fogging merupakan metode pengasapan insektisida yang digunakan untuk membunuh nyamuk dewasa. Kegiatan ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida ke udara, untuk mengendalikan populasi nyamuk.

Hal tersebut diatas yang mendasari Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu – Tulungagung laksanakan kegiatan Fogging pada Jum’at, 19 April 2024 yang lalu, guna memutus mata rantai persebaran perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepti yang merupakan salah satu penyebab penyakit DBD bila orang terkena gigitanya,

Menurut kepala desa Sanggrahan, Drs. Iswanto mengatakan yang paling mendasari adalah sudah ada beberapa warga yang terjangkit penyakit DBD. Maka dari itu Pemerintah Desa Sanggrahan berkoordinasi dengan Puskesmas Boyolangu bidan desa dan Kecamatan  untuk melakukan fogging/pengasapan.

“Jadi menurut kami dengan penanganan yang cepat dari pemerintah Desa Sanggrahan bersama masyarakat ini bisa mengurangi populasi perkembangbiakan nyamuk,” ungkap Iswanto.

Selain itu pria purna tugas dari Dinas Pendidikan ini menambahkan, agar masyarakat desa Sangrahan dan sekitarnya tidak akan tertular oleh ganasnya penyakit DBD.

“Harapannya masyarakat akan tenang tidak was was akan tertular oleh DBD dan selebihnya jumlah masyarakat kami yang tertular menjadi nol,” harapnya.

Masih kata Iswanto menerangkan, jika diluar kegiatan tersebut ada hal yang sangat penting dilakukan sebagai tindakan prefentif dalam penanganan pernyakit tersebut. “Pasca adanya fogging ini, masyarakat desa Sanggrahan dihimbau untuk menjaga kebersihan dengan mencegah penularan penyakit DBD dengan gerakan 5 M,” lanjut dia kembali.

Adapun gerakan 5M untuk mencegah penularan penyakit DBD tersebut yaitu:

Pertama, menguras nak mandi dan tempat penampungan air lainnya, Penting untuk secara berkala menguras bak mandi dan semua wadah, kedua menutup tempat-tempat penampungan air, pastikan semua tempat penampungan air, seperti tong air dan tangki air, tertutup dengan rapat, ketiga mengubur atau menyingkirkan wadah-wadah tertentu, botol, sampah plastik, dan wadah lain yang berpotensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk, keempat mendaur ulang barang-barang, barang-barang yang dapat dijadikan tempat berkembang biak nyamuk, seperti potongan ban atau wadah plastik bekas, sebaiknya didaur ulang atau diproses secara aman dan kelima menaburkan Bubuk Abate, karena Bubuk Abate dapat digunakan pada tempat-tempat air yang sulit atau tidak mungkin dikuras, sehingga menghambat perkembang biakan nyamuk.

Semoga tidak ada lagi penularan penyakit DBD di Desa Sanggrahan dan semua warga diberi kesehatan, bida bekerja dan hidup sejahtera, kata Iswanto mengakhiri perbincangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× How can I help you?