Sumenep,RPN-Sirkulasi perekonomian Paguyuban PKL UMKM Tajamara mengalami penurunan drastis setelah diberlakukannya larangan aktivitas odong-odong di kawasan tersebut.
Tindakan dari Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Dan Perhubungan DPRKP dan Perhubungan) bersama Satpol-PP setempat dinilai berdampak signifikan pada sirkulasi ekonomi para pelaku usaha kecil dan menengah yang tergabung dalam paguyuban tersebut.
Ketua Paguyuban PKL UMKM Tajamara, Heri Santoso, mengungkapkan bahwa larangan ini telah membuat banyak anggota paguyuban kehilangan pendapatan utama mereka.
Karenanya, keberadaan odong-odong yang sebelumnya merupakan magnet tersendiri bagi pengunjung paguyuban UMKM yang berada dijalan utama Trunojoyo, Desa Kolor Kecamatan Kota Sumenep ini.
Namun, DPRKP dan Perhubungan bersama Satpol-PP setempat dinilai telah melakukan pelarangan beraktifitas yang berimbas menurunnya para pengunjung paguyuban UMKM Tajamara ini.
“Menurun drastis usai ada pelarangan beraktifitas, biasanya sekitar 3 odong-odong yang aktif,” ungkap Ketua Paguyuban UMKM Tajamara, Heri Santoso (02/09/2024).
Lebih jauh, menurut Heri Santoso, Odong-odong selama ini menjadi salah satu hiburan keluarga yang banyak digemari, terutama pada akhir pekan dan hari libur. Kehadirannya tidak hanya menarik minat anak-anak, tetapi juga membawa arus pengunjung yang kemudian berbelanja di stand-stand UMKM yang ada disini.
Meskipun demikian, para pelaku UMKM berharap agar pemerintah daerah bisa memberikan solusi alternatif untuk mengatasi dampak ekonomi yang mereka rasakan tersebut.
“Ya, Kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini.” Tukasnya.
Hingga berita ini ditayangkan belum ada keterangan resmi dari pihak-pihak terkait soal larangan odong-odong beraktifitas di area Taman Tajamara tersebut.
