Orang Tua Aniaya Anak Kandung 5 Tahun dengan Air Sepitenk, Diamankan Polisi di Jepara

Demak,RPN-Jagat media sosial digemparkan dengan beredarnya video aksi kekerasan terhadap seorang bocah berusia lima tahun yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Pelaku berinisial ENC, warga Dukuh Karangmalang, RT 5 RW 3, Desa Gemulak, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, diduga tega menyiksa anak kandungnya dengan cara tak manusiawi—termasuk memaksa anaknya meminum air limbah septik atau sepitenk.

Aksi keji tersebut tidak hanya mengundang amarah warganet, tetapi juga memicu gerak cepat aparat penegak hukum. Pelaku akhirnya berhasil diamankan oleh pihak kepolisian pada Rabu (23/7) malam sekitar pukul 22.00 WIB di wilayah Kabupaten Jepara.

“Pelaku sudah kami amankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kami akan dalami motif dan kondisi korban,” kata salah satu sumber dari kepolisian yang enggan disebutkan namanya.

Video yang beredar menunjukkan korban dalam kondisi ketakutan dan menangis saat dipukul oleh pelaku. Selain tindakan fisik, pelaku juga diduga memaksa anak tersebut menenggak air dari saluran limbah, yang disebut-sebut sebagai air dari septik tank.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Polres Demak terkait kronologi lengkap kejadian maupun status hukum ENC. Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus ini tengah dalam tahap pendalaman oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Masyarakat dan aktivis perlindungan anak mendesak agar pelaku dijerat dengan pasal berlapis atas dugaan tindak kekerasan terhadap anak di bawah umur. “Ini bukan sekadar kekerasan biasa, ini sudah masuk kategori penyiksaan berat. Negara tidak boleh diam,” ujar Santi, aktivis dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Jawa Tengah.

Warganet pun ramai-ramai menuntut keadilan untuk bocah malang tersebut dan meminta aparat penegak hukum bertindak tegas tanpa kompromi.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi korban dilaporkan dalam penanganan pihak berwenang dan sedang menjalani pemulihan baik secara fisik maupun psikologis.

(ADHI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× How can I help you?