Malang,RPN-Pagi itu, cahaya matahari menembus jendela besar ruang kerja Dr. Rukin, Wakil Rektor Universitas Modern Al Rifa’ie Indonesia (UMAIN) Malang, seolah membawa kabar tentang kesederhanaan yang bertemu dengan kemegahan. Meja kursi elegan dan berwibawa, serta bendera universitas yang berdiri tegak di sudut ruangan, menjadikan tempat itu bukan sekadar ruang kerja, melainkan bagaikan taman surga, di mana gagasan besar tumbuh dan cita-cita negeri dirangkai.
Dari sanalah hadir sosok yang tak hanya dikenal sebagai akademisi dan penulis, tetapi juga pemimpin visioner yang menjadikan ilmu dan pengabdian sebagai napas perjuangannya. Namanya terpatri bukan hanya dalam dokumen resmi, melainkan juga dalam hati mereka yang disentuh langkahnya.
Senyum hangatnya menyapa, meniadakan sekat antara pewarta dan pemimpin. Kata-katanya meluncur pelan namun sarat makna, bagai nada pertama dalam simfoni panjang pengabdian. Sorot matanya menyimpan tekad yang tak pernah padam: menghadirkan cahaya pendidikan yang menembus tembok kota, merambat hingga jalan-jalan desa, dan mengangkat harkat masyarakat pesisir yang lama terpinggirkan. Dari dirinya, kita belajar bahwa kepemimpinan sejati bukan soal kuasa, melainkan seni melayani dan membangkitkan harapan.
Kiprahnya tergambar nyata dalam deretan buku yang telah ditulis dan telah diterbitkan oleh penerbit nasional serta telah beredar di toko-toko buku dan online: Membangun Indonesia dari Pesisir, BUM Desa: Membangun Ekonomi Desa, hingga Pembangunan Wilayah Pesisir dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat. Namun demikian bagi Dr. Rukin, tulisan bukan sekadar capaian akademik, ia adalah obor yang menerangi jalan kebijakan, menyalakan harapan, dan memastikan kesejahteraan berjalan seiring kelestarian. “Saya tidak menulis untuk angka, saya menulis untuk kehidupan,” ungkapnya, lirih namun penuh keyakinan.
Visinya bagi Universitas Modern Al Rifa’ie Indonesia (UMAIN) Malang terukir jelas: menjadikannya kampus modern berkelas dunia dengan akar spiritual yang kokoh.
“Kami ingin melahirkan pemimpin, inovator, dan wirausahawan berbasis riset. Semua kebijakan, termasuk PERMEN 39 Tahun 2025, akan kami jalankan dengan sepenuh hati,” tuturnya mantap. Ucapannya bukan sekadar janji, melainkan undangan bagi siapa pun yang ingin berjalan bersamanya dalam lintasan panjang pengabdian.
Di balik strategi yang ia bangun, tersimpan filosofi mendalam: pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, melainkan perjalanan membentuk karakter dan menegakkan peradaban. “Pendidikan adalah denyut nadi bangsa,” ujarnya, sambil menatap jauh seakan menembus cakrawala masa depan. Baginya, pengajaran, penelitian, dan pengabdian adalah satu tarikan napas yang tak boleh dipisahkan.
Langkah-langkah barunya menorehkan wajah segar bagi UMAIN. Universitas ini akan menjelma bukan hanya rumah ilmu, tetapi benteng nilai: tempat kecerdasan bertemu akhlak, dan inovasi menyatu dengan iman. Di bawah kepemimpinan visioner, UMAIN akan bersinar sebagai mercusuar harapan, menerangi jalan generasi muda yang tengah mencari arah.
Di tengah gelombang globalisasi yang penuh ketidakpastian, Dr. Rukin menekankan pentingnya menyiapkan lulusan yang mandiri.
“Kami tidak ingin mereka hanya menjadi pencari kerja, melainkan pencipta peluang,” tegasnya. Bagi Dr. Rukin, ini bukan sekadar retorika, melainkan filosofi hidup yang ia jalani: membentuk generasi yang tak hanya bertahan, tetapi juga memimpin zaman.
Ia adalah harmoni antara ruang kuliah dan jalan desa, antara teori dan realitas, antara mimpi dan pengorbanan. Kehangatan sikapnya menjadikan kepemimpinan terasa sebagai panggilan, bukan kewajiban. Dalam setiap karya, ia menulis doa; dalam setiap pengabdian, ia menanam cinta; dalam setiap langkah, ia menebar harapan.
Simfoni pengabdian yang ia lantunkan bukan sekadar alunan prestasi, melainkan melodi nilai-nilai luhur yang menyalakan api semangat generasi muda. Dr. Rukin adalah penulis sejarah yang merajut masa depan dengan dedikasi dan cinta tanah air. Di tangannya, pendidikan tidak lagi sekadar gerbang ilmu, melainkan jembatan menuju bangsa yang beradab, berdaya, dan bermartabat.