Ketika Ilmu Menjadi Cahaya Kepemimpinan: Menyalakan Inspirasi dan Produktivitas Akademik Tanpa Batas dari UMAIN Malang untuk Indonesia

Malang,RPN-Post-Di tengah kesibukannya memimpin Universitas Modern Al Rifa’ie Indonesia (UMAIN) Malang, Dr. Rukin, S.Pd., S.H., M.Si. terus menyalakan semangat keilmuan yang berpijak pada nilai pengabdian. Sosok yang dikenal tenang, reflektif, dan visioner ini menunjukkan bahwa kepemimpinan akademik sejati bukan tentang posisi, melainkan tentang kontribusi nyata terhadap kemajuan ilmu dan masyarakat.

Empat buku terbarunya yang segera diterbitkan menjadi bukti konsistensi tersebut. Karya-karya tersebut berjudul Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Model Pembangunan Masyarakat Wilayah Pesisir, Kebijakan Pembangunan Kota dan Desa, serta Mengelola dengan Hati: Manajemen Humanis Pendidikan Anak Usia Dini.

Keempat buku ini mencerminkan pandangan ilmiah dan spiritualitas akademik yang berpadu harmonis dengan menempatkan ilmu pengetahuan sebagai jalan perubahan sosial dan moral. Dalam buku Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Dr. Rukin menyoroti pentingnya integritas dan transparansi dalam tata kelola sektor publik.

Menurutnya, kebijakan kesehatan adalah cermin sejauh mana negara hadir untuk rakyatnya. Karya ini tidak hanya menguraikan teori administrasi, tetapi juga menawarkan kerangka etika dan keadilan dalam pelayanan publik.

Karya Model Pembangunan Masyarakat Wilayah Pesisir menjadi wujud kepeduliannya terhadap masyarakat maritim yang sering terpinggirkan. Di dalamnya, Dr. Rukin memaparkan model pembangunan inklusif berbasis partisipasi masyarakat pesisir, dengan menempatkan mereka sebagai pelaku utama pembangunan.

Ia menyebut pendekatan ini sebagai “pembangunan yang menumbuhkan”, bukan “pembangunan yang memerintah”.

Dalam Kebijakan Pembangunan Kota dan Desa, ia membedah ketimpangan struktural yang terjadi antara wilayah urban dan rural. Buku ini menegaskan konsep keseimbangan spasial agar kemajuan kota tidak meninggalkan desa dalam kesenjangan. Bagi Dr. Rukin, keadilan pembangunan harus menjangkau setiap jengkal tanah air mulai dari pusat kota hingga pelosok desa.

Sementara Mengelola dengan Hati: Manajemen Humanis Pendidikan Anak Usia Dini memperlihatkan sisi humanis dan lembut dari pemikiran seorang akademisi. Ia mengajak para pengelola pendidikan untuk melihat lembaga PAUD bukan sebagai institusi administratif, melainkan sebagai ruang kasih sayang dan pembentukan karakter. Pendidikan anak usia dini, menurutnya, adalah taman awal peradaban sebagai tempat nilai, etika, dan empati mulai tumbuh.

Di sela kesibukannya, Dr. Rukin menyampaikan pandangan yang menjadi prinsip hidupnya:

“Yang terpenting dalam hidup ini adalah bagaimana kita berdampak bagi orang lain serta pembangunan di masa mendatang. Sekecil apapun yang akan kita lakukan, kita harus berpikir bagaimana dampak yang akan terjadi kemudian.” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di UMAIN Malang.

“Dengan kita aktif menulis buku, maka itu akan menjadi kenangan dan warisan ilmu bagi generasi masa depan. Karena pada saat kita membagikan ilmu kepada sesama bukan berarti ilmu kita akan habis, namun ilmu kita akan semakin bertambah.” tandasnya dengan penuh keyakinan.

Baginya, ilmu pengetahuan tidak akan berarti jika tidak memberi manfaat. Pandangan ini menjadi landasan moral di setiap langkah akademiknya. Ia menulis bukan untuk menambah gelar, melainkan untuk melahirkan perubahan.

Sebagai Wakil Rektor, Dr. Rukin berperan penting dalam memperkuat tridharma perguruan tinggi, namun yang lebih penting, ia menanamkan budaya ilmiah di lingkungan kampus. Ia mendorong para dosen dan mahasiswa untuk menulis, meneliti, dan berpikir kritis. Ia percaya bahwa universitas modern tidak cukup hanya mencetak lulusan, tetapi harus melahirkan gagasan.

Selain di dunia kampus, Dr. Rukin juga aktif sebagai Asesor BAN PDM Provinsi Jawa Timur. Aktivitasnya di berbagai daerah memperlihatkan komitmen yang kuat terhadap mutu pendidikan nasional. Di setiap kunjungan, ia membawa pesan sederhana namun mendalam: bahwa kualitas bangsa ditentukan oleh integritas para pendidiknya.

Konsistensinya menulis di tengah kepemimpinan memperlihatkan disiplin dan kedewasaan intelektual. Ia mampu mengelola waktu, tanggung jawab, dan gagasan dengan keseimbangan yang jarang dimiliki akademisi birokrat. Di balik tumpukan dokumen dan rapat, ia tetap menulis dalam menandai setiap langkahnya dengan karya.

Melalui gagasan dan keteladanannya, Dr. Rukin kini menjadi simbol akademisi produktif Indonesia: sosok yang memimpin dengan pikiran, berkarya dengan hati, dan berkontribusi dengan tindakan. Dari kampus di Malang, sinar keilmuannya menembus batas ruang akademik dan menegaskan kembali makna sejati pendidikan adalah sebagai ibadah, pengabdian, dan peradaban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× How can I help you?