Sumenep,RPN-Gonjang-ganjing isu pergantian Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep kembali menghangat. Sejumlah nama mulai disebut-sebut sebagai kandidat kuat dari kalangan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun Kepala Badan di lingkungan Pemerintah Kabupaten. Namun alih-alih menimbulkan harapan publik, kemunculan nama-nama ini justru menyisakan tanda tanya besar.
Pasalnya, dari sejumlah figur yang digadang-gadang, publik justru disuguhkan dengan problematika klasik: sulit dihubungi, nomor WhatsApp bergonta-ganti, hingga enggan memberikan konfirmasi.
Fenomena ini pun menuai kritik dari berbagai kalangan, karena dinilai tidak mencerminkan semangat “Bismillah Melayani”, tagline yang digaungkan oleh Bupati H. Achmad Fauzi Wongsojudo sebagai ruh pelayanan birokrasi di era kepemimpinannya.
“Ini lucu dan sekaligus miris. Sejumlah nama yang disebut-sebut calon Sekda, tapi saat dibutuhkan untuk konfirmasi atau klarifikasi, justru menghilang. Nomor ganti terus, kadang pula contreng dua tapi tidak membalas. Publik wajar bertanya: Anda lari dari apa, Tuan?” ujar salah satu pengamat kebijakan publik di Sumenep.
Asumsi liar pun tak bisa dihindarkan. Dari dugaan terlalu sibuk, jenuh dengan situasi politik internal, hingga anggapan bahwa beberapa tokoh ini memang sengaja “menyembunyikan diri” untuk menghindari sorotan media dan LSM. Sikap tertutup ini dianggap sebagai bentuk ketidaksiapan menghadapi dinamika jabatan strategis seperti Sekda ini.
Padahal, posisi Sekda bukan sekadar jabatan administratif. Ia adalah motor penggerak pemerintahan daerah, jembatan utama antara kepala daerah dan seluruh perangkat birokrasi, serta wajah utama pelayanan publik.
“Jika komunikasi saja sudah tidak bisa dijalankan, bagaimana bisa melayani masyarakat secara efektif? Apa jadinya birokrasi kalau ditopang oleh tokoh yang tidak bisa diakses publik?” sindir salah satu jurnalis Kabupaten Sumenep yang juga kebingungan pada Kamis (24/07/2025) lalu.
Di tengah kebutuhan akan figur pemimpin birokrasi yang terbuka, komunikatif, dan siap dikritik, publik berharap seleksi calon Sekda tidak hanya berorientasi pada rekam jejak administratif, tapi juga pada kemampuan membangun kepercayaan publik.
Saat ini masyarakat hanya bisa menunggu, siapa sosok yang benar-benar layak menjadi Sekda Sumenep ke depan, bukan hanya karena posisinya disebut-sebut, tapi karena keberaniannya muncul, berdiri, dan menjawab semua tantangan, bukan bersembunyi di balik nomor WhatsApp baru.
zain